KELUH KESAH PEDAGANG PASAR KOTA PARIAMAN

 

Deri, salah seorang pedagang buah (salak) yang sedang melayani pembeli dengan ramah dan senyum sebagai ciri khas nya.
Kehadiran pengunjung menjadi semangat baru bagi pedagang dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencari rezeki melalui barang dangang mereka, seperti pakaian, kuliner, mainan anak-anak, buah-buahan, sayuran, serta pedagang lainnya tidak akan melewatkan sehari pun untuk berjualan di wilayah pasar rakyat kota pariaman ini.


Banyak dari pedagang Pasar Kota Pariaman mengeluhkan sepi pembeli, Sudah satu bulan paska banjir bandang atau lahar dingin yang terjadi di agam, mengakibatkan jalan di lembah anai terputus serta akses untuk menuju ke kota pariaman terkendala, adapun jalan yang bisa lalui via malalak tetapi kerap terjadi lonsor serta jalannya mempunyai tikungan tajam dan mendaki menurun menyebabkan sering terjadi kecelakaan di daerah tersebut.


Deri, salah satu pedang buah di kota pariaman merasakan hal tersebut dimana biasanya di hari libur banyak wisatawan berkunjung ke kota pariaman tapi akibat akses jalan di lembah anai terputus wisatawan dari pekanbaru, Payakumbuh, Bukittinggi tidak adalagi berkunjung ke kota pariaman.


“Untuk sekarang jualan sepi pengunjung, akibat jalan putus di lembah anai, biasa nya banyak wisatawan ke kota pariaman di hari libur tapi kemarin hari minggu tidak seberapa wisatawan yang berkunjung ke kota pariaman, adapun wisatawan itu berasal dari kota padang”.ungkap deri kepada pariaman news. Rabu, 5/6/24.


Selain pedagang buah, Deri rupanya juga aktif bergerak di berbagai organisasi, ia sangat menyayangkan keadaan pasar rakyat kota pariaman mulai dari toko Emas, Perak, Pakaian sandal sepatu, Sayur, daging, ikan, buah-buahan, Sembako, Kuliner juga mengeluhkan tentang keadaan pasar yang sepi pengunjung.


Deri juga mengaku sering mendengar isu penertiban pedagang secara ia berjualan di area parkir depan pintu masuk utama pasar rakyat kota pariaman maka dari itu ia mendapatkan informasi tersebut lebih cepat dari berbagai pihak.


Saya selalu mendengar tentang isu penertiban terhadap pedagang, sedangkan saya serta sebagian pedagang lainnya membayar retribusi K3 sebesar Rp.5.000 setiap hari dan parkir, jikalau seandainya di lakukan penertiban terhadap pedagang, tolong di berikan solusinya kepada kami pedangang ini.tegas deri pada pariaman news


“Omset pedagang turun drastis ( pangaleh mangaluah ) apakah pemangku kepentingan diam saja yang mengelola pajak rakyat”.kata Deri


“Jan ado juo lai isu penertiban lah latiah pangaleh”

SASAMPIK SAMPIK BALAI ANAK RAJO DI LALUAN JUO.tutupnya


Eri Ari Buah, salah satu pedagang buah juga menambahkan, harapan kami dari pedagang ini sebenarnya hanya satu yaitu solusi yang tepat, jika memang tidak ada solusi bagi kami, kami dari pedagang sanggup membayar tempat tersebut. 



Dan tentunya kami minta ke transparanannya, silahkan nanti patokan berapa yang akan kami keluarkan per lapak pedagang, maka kami dari pedagang yang lain akan bermusyawarah bersama untuk membahas hal ini, sebab kami lelah untuk di kambing hitam kan, padahal kami selalu membayar retribusi.tutupnya



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama